Pulang sebagai Mahasiswa Gagal

Halo. Nama saya wahyu, asal Trenggalek. Sejak 2014, saya meninggalkan Trenggalek untuk kuliah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Saya ambil jurusan manajemen, fakultas ekonomi. Lalu pada tahun 2021, saya pulang ke Trenggalek sebagai mahasiswa gagal karena berhenti kuliah di semester 12 pada suatu siang.

Salah satu alasan yang masuk akal bagi saya adalah, hmm, supaya beban saya berkurang. Alasan lainnya, ya banyak. Gimana respon orangtua? Ya, ndak setuju. Gimana ke depannya? Ya, dijalani. Gitu aja, sih.

Awal kuliah dulu, ingin belajar banyak hal, terutama belajar menulis. Karena jurusan yang saya ambil ndak banyak ngajarin nulis, lalu saya ikut organisasi jurnalistik di kampus, namanya Inovasi. Proses belajarnya itu susah, sedih dan senang.

Susahnya ya karena banyak tenaga, waktu, dan pikiran yang dibutuhkan untuk menulis supaya tulisannya bisa bermanfaat bagi pembaca. Sedih karena tulisan saya beberapa kali diintimidasi pihak kampus, karena tulisan saya ngritik kebijakan kampus yang merugikan mahasiswa. Padahal tujuan kritik itu buat memperbaiki ya, kok malah diprotes? Ya, ndak tahu lah. Senangnya, karena saya dan teman-teman bisa mendapatkan pengalaman yang susah dan sedih. Singkatnya ya coba dinikmati saja semuanya.

Bonusnya, saya dan teman-teman mendapatkan beberapa penghargaan dari kritik yang kami tulis. Ada penghargaan di tingkat kota (Malang) sampai nasional. Tapi saya kadang merasa sial. Karena sering nulis kritik, itu membuat saya mengetahui banyak hal yang menakutkan. Ketakutan itu sering mengganggu perasaan, iman dan pikiran.

Beberapa di antara ketakutan itu adalah biaya kuliah semakin mahal, kritik dibalas intimidasi, kampus melakukan korupsi, dan kampus tidak tegas menindak pelaku kekerasan seksual. Hal-hal menakutkan juga terjadi di luar kampus. Buruh dilanggar haknya, tanah petani dirampas perusahaan, banyak juga masyarakat yang mempertahankan hak hidupnya itu diintimidasi. Hal paling menakutkan adalah terjadinya pembunuhan kepada mereka yang mempertahankan hak hidupnya. Ngeri, bro…

Kalau sudah pusing banget, saya sering dengerin lagu supaya bisa agak tenang. Saya dikasih rekomendasi lagu sama teman, Imagine yang dinyanyikan John Lenon. Liriknya seperti ini:

Imagine there’s no heaven
It’s easy if you try
No hell below us
Above us only sky
Imagine all the people
Living for today…

Lagunya cukup menenangkan karena musiknya santai dan bagus. Bagi saya, lagu itu memberi pesan bahwa kita bisa menghilangkan hal-hal menakutkan walaupun hanya sebatas imajinasi. Supaya kita bisa menerima dan menjalani hidup yang tak selalu menyenangkan.

Hal-hal menakutkan itu termasuk beban yang menjadi salah satu penyebab saya berhenti kuliah. Sayangnya, hal-hal yang menakutkan itu tetap terjadi, termasuk di rumah saya, Trenggalek. Saya baca sebuah berita bahwa di Trenggalek ada tambang emas. Masyarakat waswas dengan kehadiran tambang yang bisa merusak alam dan merampas ruang hidupnya. Di media sosial juga sudah ada yang pro dan kontra.

Pikiran saya kembali pusing. Rumah yang dulunya saya pikir itu damai, nyaman dan menyenangkan, ternyata semua itu sedang terancam sekarang. Terus saya dengarkan lagu imagine lagi:

Imagine there’s no countries
It isnt hard to do
Nothing to kill or die for
No religion too
Imagine all the people
Living life in peace…

Saya akan berusaha menjalani hidup ke depannya. Mungkin saya akan menulis karena itu salah satu hal yang bisa saya lakukan. Toh menulis juga bisa bermanfaat bagi kesehatan mental. Apakah tulisan itu bisa memberikan perubahan bagi kehidupan bangsa? Ya ndak tahu lah, bro. Saya cuma mahasiswa gagal yang berusaha menjalani hidup sepenuhnya.

You may say Im a dreamer. But Im not the only one. I hope some day you’ll join us. And the world will live as one. Lagunya uenak, bro. Serius. Eh, kalau kamu tahu lagu bagus lainnya, kasih tahu saya, ya. Baiii…

Artikel Baru

Artikel Terkait