Sudah menjadi kebiasaan bila setiap malam 17 Agustus, masyarakat mengadakan doa bersama, mengucapkan syukur, dan mengirimkan doa kepada seluruh pahlawan yang gugur.Ini bukan hanya formalitas ritual, melainkan ekspresi rasa terima kasih yang mendalam kepada para pahlawan yang telah berjuang dan mengorbankan nyawa untuk mencapai kemerdekaan.
Jadi, kehadiran kita dalam doa bersama itu menggambarkan rasa solidaritas dan persatuan sebagai bangsa. Keesokan harinya, yakni pada pukul 7 pagi, diadakan upacara pengibaran bendera di lapangan oleh instansi pemerintah dan pembacaan pidato kenegaraan. Upacara pengibaran bendera di pagi hari 17 Agustus itu juga bukan hanya upacara formal. Ini adalah simbol mempertahankan semangat perjuangan dan kesetiaan terhadap ideologi negara. Melalui momen itu, kita diingatkan untuk senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kemerdekaan, kesetaraan, dan keadilan, serta berkomitmen atas nama kebangsaan, yang terejawantah dalam kehidupan sehari-hari.
Bulan Agustus menjadi bulan paling meriah dalam 12 bulan yang ada pada kalender. Belasan perayaan diselenggarakan guna memeriahkan agenda tahunan memperingati dirgahayu kemerdekaan negara tercinta. Ya, tak ada yang menyangkal, bahwa di bulan ini, semua duka dan permasalahan hidup akan sejenak dilupakan untuk sekadar ikut berbahagia bahwa kemerdekaan Indonesia telah berusia 78 tahun. Namun, apakah kemerdekaan sudah selesai hanya dalam perayaan?
Dalam euforia perayaan kemerdekaan, penting bagi kalangan akademis, dunia pergerakan, dan pendidik, untuk menjaga semangat penuh makna di balik perayaan tersebut. Kemeriahan pesta ulang tahun yang meriah tidak boleh menyebabkan kita lupa akan pentingnya memahami, merenung, dan mengambil tindakan konkret untuk meneruskan perjuangan dan mewujudkan kemerdekaan sejati. Para akademisi memiliki peran kunci dalam menghidupkan semangat kemerdekaan sejati. Mereka dapat menerjemahkan nilai-nilai perjuangan dan kemerdekaan ke dalam konteks yang lebih luas. Melalui riset, kajian, dan diskusi, mereka dapat menggali akar sejarah dan konteks sosial yang melatarbelakangi perjuangan kemerdekaan, menginspirasi pemikiran kritis tentang apa artinya menjadi negara yang merdeka. Pendidik memegang peran penting dalam membentuk generasi muda yang berkomitmen pada nilai-nilai kemerdekaan sejati. Dalam lingkungan pendidikan, mereka dapat mengajarkan bukan hanya tentang fakta sejarah, melainkan juga nilai-nilai moral dan etika yang ditanamkan oleh para pahlawan.
Dengan cara ini, generasi muda akan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang arti kemerdekaan dan tanggung jawab mereka untuk meneruskannya. Kaum Pergerakan memiliki peran penting dalam membangkitkan kesadaran dan aksi nyata terkait isu-isu kemerdekaan sejati. Mereka dapat mengorganisir kampanye, aksi sosial, dan program edukasi untuk memperjuangkan hak-hak rakyat, melawan korupsi, dan menjaga lingkungan. Dengan demikian, mereka membantu menjembatani kesenjangan antara perayaan seremonial dan perjuangan aktual.
Para akademisi, dunia pergerakan, dan para pendidik, harus memahami kemerdekaan dalam konteks budaya lokal dan etnis. Indonesia kaya akan keanekaragaman budaya, dan menjaga identitas ini juga merupakan bagian dari kemerdekaan. Menyelami budaya dan mewariskan nilai-nilai kebudayaan yang menghormati kemerdekaan dapat menjadi pijakan dalam menjaga kemerdekaan sejati. Semangat perjuangan pahlawan tidak hanya relevan di masa lalu, tetapi juga terus relevan sampai di masa depan. Kalangan akademisi, pegiat pergerakan, dan para pendidik, harus mendorong generasi muda untuk mengambil aksi konkrit. Program-program keberlanjutan, pelestarian lingkungan, inovasi teknologi ramah lingkungan, serta partisipasi dalam pembangunan berkelanjutan adalah contoh dari aksi yang dapat diambil untuk membangun kemerdekaan yang berkesinambungan.
Dalam konteks perayaan kemerdekaan, kita diingatkan bahwa kemerdekaan sejati adalah lebih dari sekadar momen seremonial. Ini adalah warisan perjuangan yang perlu kita kembangkan dan pertahankan. Dengan kontribusi aktif dari kalangan akademisi, pegiat pergerakan, dan para pendidik, kita dapat memastikan bahwa semangat kemerdekaan dan perjuangan para pahlawan tetap berkobar dan memberi inspirasi bagi kita semua dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Di tengah kehangatan perayaan kemerdekaan, saat para pahlawan telah kembali dalam pelukan ibu pertiwi, tanggung jawab untuk menjaga dan meneruskan semangat perjuangan berpindah kepada kita, anak cucu para pahlawan. Kita memiliki tugas berharga untuk merawat api semangat perjuangan yang dinyalakan oleh pahlawan-pahlawan terdahulu. Meskipun era telah berubah, tetapi semangat perjuangan yang mendasari kemerdekaan tetap tidak boleh pudar.
Seperti yang pernah disampaikan oleh Bung Karno, “musuh kami adalah penjajah, bangsa asing. Namun musuh kalian nanti adalah, bangsa kalian sendiri.” Makna di balik kalimat tersebut adalah kita harus tetap tegas menjalankan tugas perjuangan meskipun tantangan yang kita hadapi bukanlah dari bangsa asing, melainkan dari bangsa kita sendiri. Kalimat tersebut bukanlah ajakan untuk saling berkonflik antara saudara sesama bangsa. Sebaliknya, itu adalah peringatan agar kita tidak mengabaikan masalah internal yang dapat menghambat kemajuan dan keberlanjutan kemerdekaan.
Dalam era modern ini, tantangan bukan hanya datang dari penjajah fisik, tetapi juga dari ketidaksetaraan sosial, korupsi, kebencian, dan polarisasi dalam masyarakat kita sendiri. Tugas kita adalah melawan prasangka, mempromosikan keadilan, dan menjaga integritas bangsa dalam menghadapi masalah-masalah tersebut.
Walaupun Trenggalek mungkin bukan kota besar, tetapi kota ini masih bagian dari Indonesia. Semangat juang masih menjadi aspek vital yang harus dimiliki oleh kaum muda dalam meneruskan semangat perjuangan dan membangun kemerdekaan sejati. Keberadaan bukit dan pegunungan masih menghijau sejauh mata memandang. Ini semua menjadi lambang alamiah yang menunjukkan bahwa kita memiliki aset berharga yang perlu kita pelihara. Pemandangan laut dan pegunungan yang indah tidak hanya memberikan keindahan, melainkan juga mencerminkan konsep keberlanjutan dan keseimbangan ekologi. Hal ini memberikan inspirasi bahwa pembangunan tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan lingkungan, tetapi harus tetap menjaga harmoni antara manusia dan alam.
Keberanian untuk menolak tambang merupakan tindakan terpuji, sembari menyadari pentingnya menjaga lingkungan dan sumber daya alam. Tindakan ini tidak hanya memiliki dampak jangka pendek, tetapi juga memiliki peran penting dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan. Melalui tindakan ini, kaum muda memberikan pesan bahwa dalam menggapai kemajuan, kita harus tetap mengedepankan nilai-nilai lingkungan dan sumber daya alam sebagai aset berharga yang harus dijaga.
Semangat juang kaum muda di Trenggalek adalah kunci untuk melanjutkan perjuangan yang telah dimulai oleh para pendahulu. Kaum muda memiliki tanggung jawab untuk memahami sejarah, menghormati nilai-nilai kemerdekaan, dan berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Mereka memiliki peran dalam menghidupkan kembali semangat perjuangan dalam bentuk yang sesuai dengan tantangan zaman modern. Kaum muda harus mengedepankan kepedulian terhadap lingkungan dan berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekologi.
Trenggalek, dengan lingkungan alam yang indah, mengajarkan kita pentingnya menjaga keseimbangan ekologi. Keberlanjutan harus menjadi landasan dalam setiap tindakan pembangunan. Kaum muda memiliki peran dalam mengembangkan inovasi dan menjadi solusi yang berkelanjutan, sehingga pembangunan dapat terjadi tanpa merusak lingkungan.
Ditulis oleh: Fin