PEMBINAAN KOMUNITAS BACA DI TRENGGALEK
Nggalek.co dan Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT) menggelar kegiatan Pembinaan Komunitas Baca di Trenggalek dengan tema "LITERASI KRITIS: CERDAS BERMEDIA SOSIAL DAN KREATIF DALAM PENULISAN"
LATAR BELAKANG
Kamus Oxford (Oxford Dictionaries) memberikan gelar kata tahun 2016 (the word of 2016) pada kata post-truth karena dipandang cukup mewakili apa yang telah terjadi sepanjang tahun 2016 hingga kini. Post-truth adalah kata sifat yang memiliki arti suatu keadaan saat daya tarik emosional lebih berpengaruh dalam membentuk opini publik daripada fakta yang objektif. Hal ini terkait dengan dunia internet, yang semakin berpengaruh pada pembentukan pola pikir manusia dan telah berperan secara revolusioner dalam kehidupan manusia sejagat. Tidak peduli yang bersangkutan berada di kota metropolis maupun tinggal di pelosok desa. Termasuk beberapa wilayah Jawa Timur
Dulu, sebelum media sosial menjadi tren dalam perikehidupan, internet bersifat tekstual. Internet sangat terdesentralisasi sehingga penuh dengan informasi dan pengetahuan yang kaya dengan materi maupun latar belakang yang beragam. Membaca internet 5 atau 10 tahun lalu seperti membaca buku di perpustakaan yang komplet. Saat ini, internet telah didominasi oleh media sosial. Facebook dan Twitter telah menggantikan blog. Youtube (vlog) telah menggantikan jurnalisme. Meme dan foto telah menggantikan konten dan tautan. Pamor media sosial semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna platform tersebut sehingga tidak ada pilihan lain bagi suatu platform selain menjadi lebih besar lagi.
Media sosial membuat pengguna lebih menggunakan perasaan alih-alih nalar dan pikiran. Media sosial membuat pengguna merasa nyaman tanpa harus memberikan tantangan (intelektual). Hal itu pun berlaku di Indonesia. Hasilnya adalah masyarakat Indonesia yang makin terfragmentasi, lebih didorong oleh emosi, dan mudah diradikalisasi karena kurangnya kontak serta tantangan dari luar lingkungannya. Memang, media sosial tidak membuat masyarakat menjadi lebih bodoh, tetapi berpotensi mengubah berita menjadi disinformasi, tidak relevan, terfragmentasi, dan superfisial. Informasi jenis ini menciptakan ilusi seolah penggunanya mengetahui kebenaran sesuatu hal, padahal justru sedang menjauh dari fakta yang sesungguhnya. Masyarakat hanya cepat tanggap pada isu-isu yang sedang mengemuka di media sosial. Masyarakat jadi kehilangan olah rasa tentang bagaimana menjadi seorang pribadi yang terinformasi secara komplet. Media sosial jadi kehilangan fungsinya sebagai salah satu pilar demokrasi yang sehat. Hal ini sudah terjadi di Indonesia.
Dalam kondisi demikian, tentu perang hoaks alias saling serang dan bagi kabar palsu menjadi tak terbendung yang sesuai dengan afiliasi masing-masing. Buktinya di dunia maya kita, hoaks menjadi santapan sehari-hari, bahkan tak jarang isinya menggoyang sendi-sendi kebangsaan kita yang sudah dijalin ratusan tahun lampau. Oleh karena itu, kegiatan yang berbau pencerahan, kritis, dan cerdas dalam bermedia sosial, terutama dalam menyikapi hoaks adalah sebuah keharusan agar masyarakat dapat terhindar dari informasi palsu dan dapat membedakan macam-macam gejala kekinian yang bersifat post-truth dan meresponnya dengan bijak dan santun. Terlebih, di beberapa kawasan di Jawa Timur, khususnya di Trenggalek, terdapat komunitas blogger yang konsisten berkarya dengan mengunggah hal-ihwal yang berbau kearifan lokal dan tulisan-tulisan yang mencerahkan dan bermakna bagi kehidupan.
MAKSUD & TUJUAN
- Literasi di Jawa Timur berkembang semakin pesat.
- Maraknya kegiatan literasi di berbagai daerah di Jawa Timur perlu diimbangi dengan pergulatan diskursus sehingga karya-karya yang dihasilkan semakin berbobot.
- Diperlukan sebuah perspektif literasi kritis sebagai pijakan berkarya di era digital
- Diperlukan pemetaan masalah terkait dengan maraknya wacana di media sosial.
- Penggalian khasanah lokal sebagai progres kreatif dalam rangka menciptakan karya-karya yang memiliki jangkauan lebih luas.
DASAR PEMIKIRAN
- Meningkatkan kualitas SDM penulis dan generasi muda melek literasi
- Meningatkan kinerja, kemampuan dan menangkap kesempatan/semangat zaman bagi para penulis Jawa Timur.
- Menyemarakkan wacana literasi di kalangan masyarakat.
- Mendorong terciptanya iklim kreatif yang sehat dan inovatif.
- Membuka ruang baru bagi para penulis, pemerhati budaya dan masyarakat Jawa Timur untuk meningkatkan intelektualitas dan kecerdasan dalam bermedia sosial dan menyikapi hoaks.
KELUARAN
- Perkembangan kualitas penulis, baik dalam dalam karya maupun pemikiran
- Perkembangan karya berbasis kultur Jawa Timur.
- Peningkatan pemahaman dan apresiasi masyarakat pada kekuatan tulisan
- Peningkatan daya kritis di media sosial dan berita hoaks
WAKTU
Tanggal 4—6 September 2018, pukul 08.00—16.00
TEMPAT
Daftarkan Diri Anda Segera!
Peserta terbatas, pendaftaran ditutup sewaktu-waktu jika kuota sudah terpenuhi,