Keterbatasan sumber daya dan sumber dana bukanlah alasan untuk tidak membangun. Karena tidak mesti daerah kaya selalu lebih maju dan daerah miskin pasti terbelakang. Tetapi yang wajib dilakukan pengelola kebijakan adalah bagaimana kita mampu mengelola potensi kekuatan yang ada, untuk menangkis berbagai bentuk ancaman dan menangkap segala peluang untuk menutup kelemahan.
Tulisan ini bermaksud melakukan eksplorasi dan elaborasi Dusun Ketro, Desa Dukuh, Watulimo, yang selama ini distigmatisasi oleh masyarakat desa sekitar sebagai sebuah wilayah yang “ndesit”, “nggunung” atau ekstrim-nya ter-marjinal-kan secara ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan.