Saat ini isu Corona sudah merasuk dalam pikiran, dan mempengaruhi kegiatan masyarakat. Virus ini nama popularnya adalah Covid-19 . Sejak Februari 2020 secara mendunia Covid-19 sudah dianggap sebagai virus yang bisa mengakibatkan kematian secara cepat, khususnya bagi manula dan balita. Selang antara gejala hingga kematian tak butuh lama.
Virus ini berasal dari Wuhan, China. Namun penyebarannya sudah mendunia. Orang seluruh dunia sudah mewanti-wanti kehadiran virus tersebut. Di Indonesia juga sudah menggejala di banyak tempat. Berbagai media memberitakannya setiap hari.
Coronavirus memang menjadi momok yang manakutkan bagi sebagian masyarakat. Bagaimana tidak, aktivitas warga untuk saat ini, meski tetap berjalan juga perlu waspada tinggi. Apalagi intruksi dari pemerintah, yakni jangan keluar rumah. Warga diharapkan tetap di rumah: Stay at home istilahnya.
Ini demi memutus penyebaran virus tersebut. Bukan hanya itu, instruksi yang lain, yakni tidak mengadakan acara, kegiatan yang mendatangkan massa, seperti hajatan pernikahan, workshop, rapat, hingga anak sekolah belajarnya diganti jarak jauh: belajar di rumah. Pekerjaan yang semula dikerjakan di kantor, sekarang diganti di rumah.
Secara teknis pemerintah sudah menginstruksikan kepada setiap warga untuk menjaga kesehatan diri. Setiap warga diminta untuk rajin mencuci tangan, memakai masker dan menghindari kerumunan. Secara nasional juga demikian, berlanjut ke daerah-daerah. Tak terkecuali di Kabupaten Trenggalek.
Pak Mochamad Nur Arifin (Ipin), selaku bupati Trenggalek, pada tanggal 16 Maret 2020 memberikan imbauhan, berisi: “Setiap warga secara disiplin melakukan isolasi mandiri atau social distancing, mengurangi kegiatan berinteraksi dengan massa dalam jumlah besar.” Dengan adanya imbauhan tersebut, bisa disimpulkan aktivitas warga Trenggalek harus sesuai prosedur yang berlaku. Sebab penyebaran Corona juga tidak kita ketahui pasti. Untuk saat ini kewaspadaan memang harus dipegang.
Pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Trenggalek memang sedang dilakukan, baik dari pemerintah daerah maupun warga di kecamatan dan desa-desa. Sebagai bukti, hari Minggu, 29 Maret 2020, di perbatasan Tulungagung-Trenggalek, tepatnya akses masuk ke desa Watuagung sedang ada pemeriksaan terhadap warga yang masuk di Kawasan Watulimo.
Kita bisa menilik penyampaian Pak Bupati lewat akun Instagram: “Kita hanya membatasi akses masuk melalui 3 cekpoin. Hal itu dimaksudkan agar semua masyarakat yang datang terdata dan diobservasi status kesehatannya, dan terpantau pergerakannya hingga ke desa”. Bukan hanya di kawasan Watulimo, namun di seluruh Trenggalek memang sedang ada pembatasan masuk wilayah.
Warga di tiap desa juga melakukan aksi pencegahan penyebaran Covid-19. Desa Watulimo juga demikian. Minggu pagi kemarin warga melakukan aksi, yakni dengan penyemprotan disinfektan secara massal, pada setiap jalan dan halaman rumah. Penyemprotan disifekktan yang dilakukan warga memang ada petunjuk dan arahan dari tiga instansi terkait, yakni pemerintah kecamatan/desa, kesehatan, dan keamanan bersama melakukan aksi tersebut.
Aksi tersebut juga sesuai prosedur, yakni setiap warga yang ikut partisipasi aksi dibagikan pelindung tangan dan memakai masker. Sebab, disinfektan dibuat dari bahan-bahan kimia. Bahan kimia tersebut berbahaya bila masuk ke dalam tubuh. Maka dari itu, patuh prosedur pemakaian juga harus diprioritaskan.
Aksi pencegahan penyebaran Covid-19 oleh warga itu, memang harus diapresiasi. Sebab, hal yang dilakukan warga sebagai bentuk kewaspadaan terhadap penyebaran Coronavirus. Pembatasan keluar rumah juga perlu dilakukan. Khususnya bepergian ke tempat yang sudah positif ada penderita Covid-19. Namun, yang lebih utama yakni tawakal kepada Alloh SWT. Sesudah ikhtiar itu kita lakukan bersama.