Globalisasi Gelombang Ketiga dan Masyarakat Rural

Teknologi datang dari imajinasi orang untuk mempermudah hidup, tetapi tidak jarang perubahan cepat tersebut membuat manusia merasa disingkirkan. Teknologi seolah mereduksi peran manusia. Dahulu kita menggunakan mesin ketik berganti computer; dari computer berganti ke computer jinjing, yang bisa digunakan di mana saja dan lebih efektif. Setidaknya itu contoh kecil perubahan yang terjadi di dunia.

Teknologi selalu datang seiring napas berhembus, mereka terus berinovasi, terus mengeksplore ruang-ruang kosong yang dapat dimanfaatkan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Dahulu kita harus menunggu berhari-hari untuk mengetahui kabar saudara kita yang  berada di luar pulau. Kini, kita bisa mengetahui kondisi secara real-time mulai dari suara hingga gambar.

Barangkali benar ungkapan kelompok hacker Anonymus bahwa kita memerlukan 4000 tahun untuk berpindah dari besi ke industri. Kita hanya butuh 40 tahun untuk berpindah ke tahap komputer. Dan ke depannya kita hanya butuh 4 tahun untuk menjadikan dunia ini berbeda dari sebelumnya dan pada akhirnya kita akan melihat teknologi yang berbeda setiap harinya.

Ungkapan tersebut seolah menjadi pembenaran bahwa dunia memang sedang mengalami perubahan setiap harinya. Kita bisa buktikan setiap hari pasti ada aplikasi baru yang dikembangkan yang bisa kita temukan di google play atau apple store. Dunia bisnis juga sedang mengalami guncangan dengan adanya teknologi. Banyak perusahaan yang dulu menguasai pasar harus ambruk dilindas oleh teknologi yang bergerak cepat.

Dulu kita mengenal Siemens, Motorola, Nokia dan seterusnya. Dalam  dunia perponselan saat ini merek-merek tersebut hanya menjadi pelengkap pasar ponsel dunia. Mungkin kita tidak menyadari kehadiran perusahaan-perusahaan teknologi dari Tiongkok yang secara perlahan menunjukan kualitasnya seperti Xiomi & Oppo, dua merek ponsel yang hari ini cukup banyak digunakan selain produk dari Samsung Korsel dan Appel Amerika. Dua merek tersebut juga melakukan assembling produknya di Tiongkok. Sungguh Tiongkok hari ini menjadi raja ekonomi dunia menggalahkan kekuasaan kelompok G8.

Start-up  berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi Go-jek uber, Grab, Airbnb, Traveloka, Amazon, Tokopedia dan sebagianya, telah menunjukan bahwa mereka berhasil mengeser perusahaan besar yang telah berjaya puluhan tahun. Ojek dan taksi on-line telah mengeser kejayaan perusahaan taksi  macam blue bird, hingga membuat blue bird harus memobilisasi pekerjanya guna melakukan aksi protes yang melumpuhkan Jakarta. Sekarang, coba Anda bayangkan bagaimanana sebuah aplikasi penyewaan kamar yang umurnya belum 10 tahun memiliki lebih banyak kamar dibanding jaringan hotel internasional macam Hilton, Accord dsb. AirBnB membuktikan bahwa mereka memiliki jumlah kamar lebih banyak daripada miliki jaringan hotel internasional mana pun tanpa harus memimiliki tanah dan gedung.

Start-up seolah menjadi kekuatan ekonomi baru tidak salah jika pemerintah Indonesia mengaktifkan kantor khusus untuk mengelola dan menangkap potensi ekonomi gelombang kegita yang kita sebut dengan ekonomi kreatif. Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf benar-benar dimanfaatkan untuk menangkap potensi yang besar, jauh lebih besar dibanding potensi ekonomi yang diberikan oleh tambang yang hari ini sedang lesu.

Apa keunggulan mereka, yaitu economic sharing atau ekonomi berbagai, para pengusaha berusaha untuk membagi keutungan yang dimiliki kepada para mitra kerjanya, tanpa harus mempunyai kepemilikan. Dan mitra juga mendapatkan keuntungan dari penggunaan aset mereka, tentunya hal tersebut dengan perhitungan bisnis yang dimiliki masing-masing start-up. Dunia telah berubah dan siapa yang tidak dapat melakukan perubahaan.

Teknologi dalam Masyarakat Rural Kini

Perubahan ini bukan saja menjadi milik masyarakat urban tetapi juga sudah menyebar ke masyarakat pedesaan. Kita bisa melihat masayarakat hari ini juga telah menggunakan smart phone untuk menunjang kehidupan sehari-hari penggunaan aplikasi chatting dan media sosial sudah menjadi hal yang lumrah digunakan sehari-hari. Bahkan saya pernah menemui penduduk desa yang telah bermain forex melalui smart phone-nya.

Penggunaan teknologi walaupun masih dimanfaatkan belum maksimal tetapi usaha-usaha untuk melakukan perubahan sudah terlihat minimal dengan mereka yang menjadi pelaku UMKM telah melakukan promosi melalui media sosial hingga bergabung dengan jejaring toko online. Pemuda-pemuda desa pun memanfaatkan internet untuk promosi wisata desanya. Perkembangan teknologi menjadi sarana tersendiri bagi masyarakat untuk belajar dari masyarakat yang lebih kreatif menggunakan teknologi.

Pengembangan teknologi di daerah pedesaan juga sudah mulai terlihat dengan munculnya start-up lokal maupun nasional yang melebarkan bisnisnya ke pedesaan; entah itu digunakan untuk pilot project atau memang pengembangan bisnis. Kalau kita sempet berbagai artikel tentang start-up Indonesia yang mulai mengandeng masyarakat pedesaan seperti I-Grow yang bergerak pada bidang agribisnis, kemudian tani hub yang menjadi toko bagi para produk pertanian di Indonesia dan masih banyak lagi start-up yang berkolaborasi dengan masyarakat pedesaan.

Komunitas di Trenggalek

Trenggalek merupakan daerah yang secara inftarstruktur teknologi sangat belum siap untuk menjadi kawasan yang mengusung konsep smart city. Tetapi hal itu bukan halangan untuk membuat masyarakat ikut urun rembug tentang penyelesaian masalah yang berada di sekitarnya dengan model pelaporan yang sudah diperkenalkan pada masa pemerintahan presiden Yudhoyono  dengan nama Lapor.go.id. Ini merupakan situs pelaporan online yang berkaitan dengan masalah birokrasi yang dihadapi masyarakat Indonesia. Konsep ini kemudian diadopsi oleh hampir seluruh kabupaten/kota yang mau berkembang, salah satunya adalah Trenggalek melalui berbagai saluran mulai website, email hingga aplikasi chatting whatsapp.

Inovasi Teknologi tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat berbagai aplikasi atau layanan yang menggunakan media sosial sekarang tersedia. Cuss Jek dan Smart Jekk layanan yang memanfaatkan teknologi untuk menjalankan bisnisnya mulai dengan layanan standar pengantaran penumpang hingga pembelian makanan telah tersedia di layanan tersebut. Kemudian ada toko online yang bernama paditren.com yang menjual produk-produk umkm Trenggalek, sekaligus memberikan layanan konsultasi branding bagi mitra umkm.

Kemampuan masyarakat untuk mengembangkan dan memanfaakan memang harus diarahkan baik oleh masyarakat sendiri, atau pun institusi pemerintah. Salah satu yang menarik adanya kampung robot di durenan adalah salah satu upaya masyarakat untuk memperkenalkan teknologi kepada generasi mendantang tentang manfaat teknologi. Selain itu teknologi juga harus dimanfaatkan untuk mempromosikan pariwisata di Trenggalek salah satunya caranya adalah bergabung atau menjadi mitra bagi start-up travel agent semacam traveloka bagi hotel yang memiliki bangunan hotel dan jumlah kamar yang mumpuni.

Bagaimana dengan masyarakat yang ingin memanfaatkankan rumahnya menjadi semacam guest house dengan standar pelayanan hotel bintang lima kita dapat bergabung dengan AirBnb start-up yang mengelola penyewaan rumah, kamar dan apartemen. Yang menarik dari AirBnB adalah standar pelayanan kamar yang disewakan akan disertifikasi oleh jaringan hotel internasional macam Hilton dan Sheraton. Dengan bermitra dengan start-upstart-up tersebut masyarakat di Trenggalek diharapkan mampu meningkatkan perekonomian sekaligus menggerakan roda ekonomi di desa-desa.

Trenggalek masih banyak potensi yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan dengan bantuan teknologi, tidak hanya pariwisata tetapi juga potensi pertanian, peternakan dan layanan lainnya. Semoga dengan semakin berkembangnya teknologi, semakin segala permasalahan masyarakat Trenggalek mudah diatasi dan dipecahkan.

Artikel Baru

Artikel Terkait