Trenggalek, kabupaten kecil yang dikelilingi pegunungan yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa, nampaknya sedang menggeliat di bidang pariwisata. Seperti diketahui, selama ini Trenggalek mengunggulkan potensi wisata alam seperti Pantai Prigi, Gua Lowo, Gua Ngerit, serta potensi wisata budaya seperti Tari Turangga Yaksa, Tiban, dan Batik Trenggalek.
Cakupan potensi wisata di Trenggalek ini kemudian diperluas dengan adanya pembangunan desa wisata yang mengangkat keunggulan masing-masing desa di bawah program Seratus Desa Wisata (Sadewa). Sebuah program yang digaungkan oleh Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Trenggalek yang direncanakan rampung pada tahun 2024. Sebuah target yang bukan tidak mungkin, namun juga tidak bisa dibilang mudah.
Program Sadewa Kabupaten Trenggalek ini memang terlihat ambisius. Sangatlah mungkin terwujud jika segenap pihak turut menyukseskan program ini. Bukan hanya pemerintah Kabupaten Trenggalek, tapi juga masyarakat Trenggalek, perguruan tinggi, dan instansi- instansi lainnya.
Salah satu langkah awal Disparbud Trenggalek dalam merealisasikan target ini adalah dengan melakukan pembinaan secara berkala desa wisata di Kabupaten Trenggalek, yang disesuaikan dengan potensi masing-masing desa wisata.
Usaha itu terbilang membuahkan hasil dengan ditetapkannya desa wisata Pandean yang terletak di Kecamatan Dongko, sebagai salah satu dari 100 desa wisata terbaik di tahun 2022 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI)
Prestasi yang sangat patut untuk diacungi jempol, mengingat sesama desa wisata yang menjadi pesaing juga tidak kalah bagusnya. Sebuah prestasi yang tentunya memacu semangat para pelaku wisata di Trenggalek untuk semakin bersemangat melakukan pembangunan di sektor desa wisata di Trenggalek.
Pengembangan potensi desa wisata di Trenggalek tidak bisa dilepaskan dari berbagai hal dan faktor. Misalnya, kesiapan masyarakat sekitar untuk menyambut wisatawan, adanya rencana jangka panjang yang matang, dan apakah penghasilan dari desa wisata berdampak terhadap perekonomian masyarakat sekitar?
Kemudian perlu juga dipastikan ada tidaknya tour guide (pemandu wisata), dan kesiapan bahasa asing masyarakat sekitar dan tour guide terutama jika ada wisatawan asing yang berkunjung. Hal-hal yang tentunya tidak bisa dilakukan secara instan dan diperlukan langkah-langkah tertentu untuk mencapainya.
Kesiapan masyarakat mutlak diperlukan. Kesiapan masyarakat melingkupi kesadaran untuk menjaga kebersihan dan keamanan daerah sekitar desa wisata. Selain itu, keramahan masyarakat dalam menyambut wisatawan juga perlu diperhatikan.
Selanjutnya, rencana jangka panjang dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek terhadap desa wisata juga perlu didiskusikan dengan masyarakat sekitar. Sehingga visi dan misi yang diusung oleh Pemkab dan masyarakat desa bisa sinkron dan terwujud.
Hal itu juga berimbas pada berdampak tidaknya penghasilan dari desa wisata pada warga sekitar. Bagaimanapun juga desa wisata adalah dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, karena yang menerima dampak dan keuntungan terbesar adalah masyarakat sekitar. Selanjutnya, ketersediaan pemandu wisata atau tour guide juga mutlak diperhatikan. Sejauh ini, di Trenggalek belum ada pendataan resmi jumlah tour guide. Penyebarannya pun belum merata.
Adapun berbicara mengenai kemampuan berbahasa asing masyarakat lokal sebagai kesiapan pembangunan daerah wisata, nampaknya menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Pemkab Trenggalek. Ditambah lagi, tidak semua kalangan masyarakat tertarik dan mau belajar bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
Diperlukan kerjasama dengan instansi pendidikan, sekolah dan perguruan tinggi, untuk mewujudkan target ini, misalnya dengan diadakannya pelatihan bahasa Inggris untuk masyarakat sekitar yang bertugas sebagai tour guide.
Melihat berbagai faktor dan permasalahan di atas, tentunya sebuah perjalanan yang cukup kompleks dan sangat menantang bagi Disparbud dan Pemkab Trenggalek untuk mewujudkan Sadewa di tahun 2024. Namun dengan dukungan sejumlah pihak dan semangat pantang menyerah dari semua elemen yang berperan, bukan tidak mungkin bukan hanya 100 desa wisata yang terwujud di tahun 2024. Sehingga, nama Trenggalek bisa lebih mengglobal sebagai salah satu daerah tujuan wisata terbaik di Jawa Timur.