Mengenalkan Storynomics Tourism di Desa Wisata Jajar Gumregah

Salah satu upaya peningkatan potensi desa wisata, bisa melalui storynomics tourism. Storynomics tourism adalah pendekatan yang menggabungkan aspek storytelling (penceritaan) dan economics (ekonomi) dalam pengembangan destinasi pariwisata. Kemampuan mengisahkan cerita menjadi hal yang utama dalam kaitannya dengan storynomics tourism. Peningkatan kemampuan storytelling bagi pemandu wisata ini diperkenalkan di Desa Wisata Jajar Gumregah.

Desa Jajar memiliki berbagai potensi wisata untuk dikembangkan salah satunya melalui limpahan potensi alam. Selain itu, Desa Jajar memiliki studio alam yang disebut dengan Umbulan Karang. Tempat ini merupakan tanah lapang yang ditumbuhi pepohonan besar. Berikutnya, Desa Jajar juga masih memegang teguh kebudayaannya. Salah satu budaya yang masih lestari di Desa Jajar adalah Tiban, tradisi memanggil hujan dengan cara menggelar pertandingan cambuk. Desa wisata ini juga memiliki Pagelaran Megengan yang dilaksanakan setiap menjelang bulan suci Ramadan. Kegiatan ini merupakan bentuk kegembiraan untuk menyambut kedatangan bulan suci Ramadan. Selanjutnya ada jamasan yang merupakan ritual mandi sebelum memasuki bulan suci Ramadan. Bertujuan untuk membersihkan jasmani dan rohani.

Dalam kaitannya dengan storynomics untuk desa wisata, kali ini tim pengabdian masyarakat dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur, berhasil menyelenggarakan “Pelatihan Storytelling bagi Tour Guide di Desa Wisata Jajar Gumregah, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek” pada hari Minggu (25/6/2023). Kegiatan ini bertujuan memberikan pelatihan storytelling guna menguatkan promosi Desa Wisata Jajar Gumregah melalui storynomics tourism.

mengenalkan storynomics tourism desa wisata jajar gumregah2
Dwi Wahyuningtyas, Pengajar UPN Veteran Jawa Timur (kiri) bersama Kepala Desa Jajar, Ime Kumbokarno (kanan)/Foto: Dokumen Dwi

Pelatihan ini dihadiri oleh Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek Bapak Tony Widianto, S.Hut., M.T., M.Sc. yang juga membuka acara, beserta Kepala Desa Jajar dan perangkat Desa Jajar serta perangkat Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Desa Jajar. Para peserta merupakan pegiat wisata atau yang lebih dikenal dengan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), Desa Jajar. Mereka berasal dari berbagai latar belakang usia dan pendidikan yang berbeda.

Acara ini berlangsung mulai pukul 10.00 – 15.00. Terdapat 2 sesi kegiatan dalam pelatihan ini, sesi pemaparan materi berjudul “Storytelling untuk Desa Wisata” dan “Storynomics in Practice” oleh pemateri Dwi Wahyuningtyas dan Nuriyatul Hamidah. Acara dilanjutkan dengan pembagian kelompok sebanyak tiga kelompok. Masing-masing kelompok diminta untuk menyiapkan naskah storytelling bertemakan cerita rakyat, legenda, mitos, dan sejarah yang ada di Desa Wisata Jajar. Di akhir sesi, para peserta diminta untuk mempresentasikan naskah cerita yang sudah dibuat baik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Salah satu momen yang membuat pelatihan ini semakin menarik, adalah ketika para peserta terbaik yang dipilih oleh pihak Disbudpar Trenggalek mendapatkan doorprize. Sesi terakhir adalah sesi penutupan yang mana pihak Disbudpar Trenggalek beserta segenap jajaran perangkat Desa Jajar menutup kegiatan. Dengan harapan bahwa kegiatan serupa yang berkelanjutan perlu diselenggarakan untuk meningkatkan skill atau kemampuan storytelling demi mewujudkan konsep storynomics tourism di Desa Wisata Jajar.

Artikel Baru

Artikel Terkait